Bukan Frugal Living, Begini Agar Freelancer Seperti Kamu Bisa Lebih Hemat

Apakah kamu seorang freelancer yang masih newbie atau sudah menjalani waktu bertahun tahun untuk menjadi freelancer?. Tapi kok dirasa, penghasilannya segitu gitu saja tanpa ada kenaikan pendapatan? padahal yang namanya kerja apapun kan kudu ada cuan yang bisa buat hidup hari ini dan esok bukan?.

Disclaimer: Sebelumnya aku mau kasih info dulu kalo aku hanyalah freelancer biasa yang sudah menjalani area ini dari tahun 2012 jadi sambil kerja ya sambil belajar berdasarkan pengalaman. Aku bukan PAKAR KEUANGAN atau segala apapun yang berkaitan dengan hal hal profesional keuangan ya guys🙌 aku hanya praktisi saja yang sudah mempraktekkan beberapa ilmu keuangan yang aku PELAJARI SENDIRI. Jadi jika yang aku share ini cocok untuk kamu, silahkan praktekkan. Kalau tidak, mungkin bisa konsultasi dengan konsultan keuangan yang lebih profesional.

Bukan Frugal Living, Begini Agar Freelancer Seperti Kamu Bisa Lebih Hemat

Bukan Frugal Living, Begini Agar Freelancer Seperti Kamu Bisa Lebih Hemat

Sebetulnya dari awal aku memilih menjadi freelancer, belum pernah menerapkan frugal living (seutuhnya) hanya memilih dan memilah mana yang penting dan tidak penting. Mana yang urgent saat ini juga dibutuhkan atau yang jangka panjang. I was too young👀 to understand.

Jujurly, uang adalah salah satu 'kegilaan' ku hehehe... oleh karena itu aku amat sangat posesif dan perhitungan sekali. I mean in a good way yah, bukan berarti pelit. 

Tapi disisi lain, aku juga amat sangat mementingkan KEBAHAGIAAN, kebahagiaan datang kan dari uang juga. Bisa buat kulineran, nonton, beli baju di H&M atau sekedar main di Timezone. 

Ada juga kebutuhan lainnya yang perlu banget dikeluarkan selain untuk senang senang, yaitu kebutuhan primer sebagai freelancer yaitu alat seperti gadget, smartphone laptop. Listrik, wifi, transportasi, alat tulis, sewa rumah, dll.

Tutorial cara mencatat keuangan menggunakan template spreadsheet siap pakai, klik disini!

Nah! kenapa di judul artikel ini ada penekanan Bukan Frugal Living?

Karena hidupku sebetulnya gak frugal banget, setelah menyerap banyak postingan sosial media tentang frugal living yang amat sangat berhemat dan membuat keuangan lebih rapih. Sepertinya aku tidak seperti itu juga. Karena masih adalah praktek, foya foya sedikit untuk menyenangkan batin.

Tidak benar benar berhemat ekstrim, karena menurutku ya...ini menurutku, frugal living itu hemat buangeeettt👀 bahkan ada artikel dimana, ada warga jepang yang hanya makan ramen saja setiap hari bertahun tahun demi bisa nabung dan beli rumah. Wew... aku tidak mampu seperti itu.

So, kesimpulannya frugal living is not my thing. Mungkin teman teman ada yang pro dan kontra ya, tapi jika memang pro silahkan lanjut baca artikel ini sampe abis agar bisa kepoin caraku berhemat sebagai freelancer sepuh.

Beberapa bulan lalu aku iseng nonton netflix documentary yang berjudul Get Smart With Money, mungkin kamu bisa tonton sekarang agar informasinya lebih lengkap.

Dalam film dokumenter tersebut ada beberapa klien (beberapa orang yang memiliki latar belakang ekonomi yang berbeda beda dan masalah keuangan yang beragam) tentunya ada beberapa pakar keuangan sebagai narasumber yang memberikan konsultasi keuangan gratis untuk para klien tersebut selama 1 tahun. 

Aku gak bakal bahas secara detail mengenai film netflix dokumenter tersebut, hanya mengambil hal yang relate dengan kondisi keuanganku sebagai freelancer. Sedikit aja kok, jadi bisa disimak dibawah ya.

Salah satu pakar keuangan atau narasumber tidak mengajak kita untuk praktek frugal living namun mengubah mindset terlebih dahulu. Apa yang menjadi keinginan dan kebutuhan harus dipisahkan dan dibenahi.

Bukan Frugal Living, Begini Agar Freelancer Seperti Kamu Bisa Lebih Hemat

Ada pengeluaran pokok yang tidak bisa dihindari dalam hidup ini, yaitu: Rumah, Transportasi, Kebutuhan pokok (makanan, baju, pendidikan).

Misalkan dalam sebulan gaji kita 7 juta rupiah, pasti pengeluaran terbesar adalah 3 poin diatas. Logikanya, jika kita menekan pengeluaran salah satu saja dari 3 poin diatas akan berkurang juga pengeluaran kita. Misal dari gaji 7 juta pas banget buat hidup sebulan, bisa jadi dengan berhemat 1 poin kita masih ada sisa 1 juta dalam 1 bulan.

Praktek penghematan 3 poin pengeluaran terbesar sebagai freelancer selama 3 bulan terakhir (pengalaman sendiri).

Aku akui aku tidak bisa banget menekan biaya kebahagiaan seperti kulineran, main game, atau plesir. Jadi aku coba menerapkan 3 poin penghematan diatas. Prakteknya seperti ini: 

  • Untuk menghemat pengeluaran karena makanan, solusinya adalah MASAK SENDIRI DIRUMAH. Bagi aku yang suka kulineran, aku masih bisa kok jajan, namun aku JADWALKAN. Aku mulai perlahan seperti, dalam seminggu aku masak untuk makan siang dan makan malam. Aku jadwalkan mentok untuk jajan yang biasanya tiap hari, jadinya 3x sehari.
  • Jika tidak terlalu mendesak, aku kurang kurangi pake gofood maupun shopeefood, jadi kalau mau jajan paling motoran ke warung terdekat. SUMPEH! ini ngaruh banget ke pengeluaran, jadi lebih hemat cuy!.
  • Biasanya dalam sehari aku spend 200 ribu rupiah untuk makan dan jajan, akhirnya bisa berhemat 100 ribu rupiah (kasarannya begitu).
  • Semarang panas banget, dan kerjaku sebagai freelancer yang dirumah aja kan? jadinya aku sering nyalain AC dari siang hingga besok siangnya lagi. Jadi AC aku nyalain untuk kerja dan tidur dimalam hari.
  • Solusi penghematannya adalah, disiang hari akhirnya aku coba pake kipas angin saja sambil buka jendela studio. Dan ternyata not too bad, gak gerah gerah amat dan lebih sehat karena ada sirkulasi udara yang baik.
  • TRANSPORTASI, sebetulnya sebagai online freelancer aku gak perlu banyak jalan jalan keluar rumah. Namun lumayan juga pengeluaran kita sekitar 1 jutaan rupiah hanya sekedar jalan jalan naik mobil gak jelas, keluar cuma cari angin dll. Akhirnya kita berhemat dengan mengurangi plesir yang gak guna, dan jadwalkan sebulan 2x sekalian jika ingin plesir ke suatu tempat. 
template spreadsheet untuk atur keuangan freelancer
Template ada di lynk.id/ladyaga (ketik saja di browser kamu dan pilih template mana saja yang kamu perlukan)

Berkat praktek sederhana ini, dengan cara BERHEMAT dan SCHEDULING hasilnya luar biasa banget buat kita! bisa hemat hingga 3 jutaan! I SWEAR! padahal masih bisa kulineran, plesir, dan nikmatin hidup tanpa tersiksa.

Tentu saja aku tidak serta merta mengandalkan perhitungan diawang awang, aku pakai spreadsheet keuangan online dari temanku yang memang mahir didunia excel dan data Sijagoexcel alias kak Firda. Banyak banget template👉 BUDGETING dan keuangan lainnya yang bisa kamu akses juga loh. Silahkan akses aja di link aku disini ya guys.

Bukan Frugal Living, Begini Agar Freelancer Seperti Kamu Bisa Lebih Hemat

Step yang lainnya yang menurut aku klise sih tapi NGARUH BUANGEEET!!! yaitu mengatur pola pikir keuangan atau mindset bagi kamu para emotional shopper. 

Sebelum membelanjakan uang kamu, coba untuk berpikir:

Apakah aku membutuhkannya?

Apakah aku menginginkannya?

Apakah ini memberikan aku kebahagiaan?

Kenapa hal ini penting untukku?

jadi pertanyaan seperti ini yang kamu setting dikepala kamu akan mengantar kamu kepikiran yang lebih logis lagi daripada mengedepankan emosi.

Pakar dari netflix docimentary tersebut menjabarkan bahwa: hal yang paling utama dalam membeli sesuatu itu adalah benar benar butuh, jadi penting banget dibeli untuk memperbaiki sesuatu, untuk konsumsi seperti obat, membersihkan ruangan, service AC, dll yang memang tidak bisa dihindari.

Ingin atau keinginan, lebih ke soal emosi. Kamu ingin terlihat kaya, jadi pengen beli tas HERMES dan ingin dipamerkan ke tetangga pas beli sayur didepan rumah. Kamu ingin terlihat keren nyetir mobil Rolls Royce buat dipake ke acara lebaran agar dikira sodaraan sama Justin Bieber?.

Padahal kalau dipikir lagi, hal itu tidak urgent. Lebih ke memenuhi ekspektasi atau pandangan orang lain, padahal kita tidak bisa loh mengontrol respect orang lain. Bisa jadi, orang tersebut respect dengan tas HERMES yang kamu miliki, tapi tetep aja nyinyir dibelakang.

Tips Freelance Mengatur Keuangan Versi Komik, Baca Disini!

Mau share pengalaman nih👄: Jadi tahun 2017 aku tetiba pengen beli Ipad Pro karena kabarnya, Ipad Pro ini amat sangat canggih dan berguna banget buat desainer dan illustrator seperti aku. Apalagi aku ada banget uang nganggur yang bisa kebeli Ipad Pro 3 biji keknya (dih pamer banget).

Akhirnya aku beli, dan bener aja gak sesuai ekspektasi. Keliatannya aja keren udah ada Ipad Pro, tapi aku gak terbiasa pake Ipad, ternyata lebih suka pakai laptop. Akhirnya ipad Pro ini aku kasih ke suami yang sepertinya akan intens dipake untuk kerjaan ilustrasi dia.

Bodohnya! hal ini terjadi 3x keblondrok produk apple hihihi. Tahun 2020 aku iseng beli iphone, katanya kameranya bagus untuk ngonten. Dan kalo dipake kita jadi terlihat tajir melintir gitu, tapi aku yg terbiasa apa apa pake sistem android malah merasa kewalahan pake iphone. Buat selfie, kamera iphone terlalu jujur memperlihatkan pori poriku yang besar. Alhasil, gak nunggu lama aku jual lagi dan dituker ke samsung.

Ternyata gak kapok juga, tahun 2022 malahan aku beli ipad air dengan motivasi pengen balik bikin ilustrasi lagi, malah mangkrak setahun. Cuma buat nonton netflix sama main game, apa apa aku pakenya laptop.

Semoga dari pengalamanku ini yang 3x terjerumus oleh GENGSI, KEINGINAN, dan TIDAK MEMAHAMI KEMAMPUAN DIRI jangan sampai terjadi ke teman teman sekalian.

Sebelum memutuskan membeli sesuatu jangan lupa tanyakan pada diri sendiri, apakah aku membutuhkannya? literally subjeknya adalah AKU. Bukan faktor orang lain maupun lingkungan. 

Sejak tobat selama 3 bulan mengatur keuangan dan kebutuhan. Meskipun mulai sedikit demi sedikit ternyata banyak benefitnya secara keuangan maupun psikis. Pengeluaran rumah tangga tidak terasa berat lagi, dan masih bisa menabung.

Sering mikir, daripada aku belikan hal hal yang gak guna mending aku investasikan ke bibit RDPU atau saham. Jadi kalo mau dicairin butuh waktu dulu agar bisa mikir lebih jauh.

Bukan Frugal Living, Begini Agar Freelancer Seperti Kamu Bisa Lebih Hemat

Menghindari hutang apalagi pinjol 

Aku tipe orang yang dikit dikit overthinking, apalagi soal hutang. Kemarin hutang kangkung seharga 10 ribu saja udah kepikiran banget apalagi diatas itu. Aku paham, kebutuhan orang itu beda beda apalagi pas keadaan terdesak seperti sakit, kematian, kecelakaan, susu anak, pendidikan, dll.

Sebetulnya hutang itu sah sah saja jika memang dibutuhkan dan menguntungkan, seperti hutang KUR untuk modal usaha, hutang KPR untuk rumah tinggal, atau biaya rumah sakit. Namun, realitanya ada banyak korban pinjol yang berhutang karena GENGSI. 

Akhirnya banyak orang yang hidupnya gali lobang tutup lobang untuk melunasi pinjol dengan bunga yang tidak sesuai nurul.

Sekedar sharing, berikut adalah caraku menghindari hutang:

  • Membeli sesuatu jika uangnya sudah cukup (minimal) buat beli 2 produknya. Ini amat sangat bermanfaat banget.
  • Gak akan memaksakan budget jika memang belum mampu. Aku sebenernya pengen beli mobil baru ratusan juta, tapi ternyata beli mobis second seharga puluhan juta ternyata sudah cukup. Masih bagus dan bisa dipakai sampai sekarang tanpa drama.
  • Memiliki dana darurat, entah penghasilanku sedikit maupun banyak pasti ada uang yg aku sisihkan untuk dana darurat. Pengalaman resesi tahun kemarin, selama 3 bulan kami tidak ada penghasilan, akhirnya mengandalkan dana darurat dan bisa survive.
  • Membuat BPJS, menurutku asuransi kesehatan paling murah ya BPJS ini. Sekitar 150 ribu saja perbulan bisa mengcover penyakit yang datang tak terduga duga dikemudian hari.
  • Enggak memaksakan keadaan. Kalau memang belum ada uang untuk menyumbang kondangan, sunatan, atau memberikan angpau ke ponakan ya bener bener gak maksain. terkesan savage ya? tapi ini tindakan yg amat sangat tanggung jawab ke diri sendiri loh!.
  • Jika kepepet banget, daripada hutang aku lebih suka jual barang yg dimiliki. Misalkan baju, tas, perhiasan. Daripada digadaikan, aku lebih memilih jual. Kenapa? kalau digadaikan pasti ada bunganya. Aku gak rela membayar bunga hehehe. Jadi, aku jual saja barangku. Mindsetnya, jika ada rejeki pasti bisa kebeli lagi.
  • Menurunkan ego atau GENGSI, kalau memang belum bisa beli, ya ngapain dipaksain. Ya, gak usah beli. Biar dikata misqueen, tidak terlihat old money, gak masalah yg penting tidak merepotkan orang lain, ataupun diri sendiri ya kan?.
Agar terlihat bermartabat dan berkelas sebetulnya gak muluk muluk, cukup pakai pakaian yang bersih, sisir rambut yg rapih, makeup tipis, mandi dan pakai deodorant. Pokoknya terlihat bersih itu utama! serius deh! aku kenal banyak orang orang dari ekonomi biasa aja tapi pas penampilannya clean keliatan old money banget!.

Kesimpulan 

Jadi, untuk teman teman freelancer jika ingin hidup lebih hemat dan bisa menabung. Sebetulnya gak harus frugal living banget, cukup mengalokasikan dana alias budgeting, dan kontrol emosi. Meskipun prakteknya tidak semudah itu, coba untuk atur dari hal terkecil saja dulu seperti masak sendiri hehe. Pasti bakal ngaruh dipengeluaran kamu loh!.



Posting Komentar

2 Komentar

  1. The fact that websites like Fast work are promoting inclusivity by serving independent contractors outside of the English-speaking community is incredibly encouraging to me. This initiative promotes a more diverse and international freelance market in addition to increasing opportunities for non-native English speakers. It causes me to consider how to promote inclusive practice in health and social care. It would be intriguing to investigate ways to encourage inclusive practices in these fields, making sure that no one is prevented from accessing critical services because of a language barrier.

    BalasHapus

  2. Embark on a journey toward financial savvy tailored for freelancers with a focus beyond frugal living. Discover strategic ways to maximize savings and amplify your budget, ensuring a flourishing freelance career. By adopting these smart financial practices, freelancers like you can navigate the intricacies of income fluctuations. Moreover, consider investing in personalized touches like embroidery name patches for your work attire, subtly enhancing your professional image. It's not just about economizing; it's about optimizing and adding that bespoke touch that sets you apart. Let your financial strategy reflect the same uniqueness as your craft with these pragmatic approaches.




    BalasHapus