Masalah yang dihadapi Freelancer Desain Komunikasi Visual

Freelancer DKV

Masalah yang dihadapi Freelancer Desain Komunikasi Visual | Menurutku bekerja menjadi freelancer adalah pilihan hidup. Ketika kamu nyaman memilih jalanmu sendiri untuk bekerja sendiri atau berwirausaha gak cuma senangnya saja yang didapat, tapi dukanya juga. Aku menekuni pekerjaan ini sejak kuliah semester 5 dulu *pokoknya sekarang sudah tua lol. Karena awalnya pada jaman itu uang saku ku mepet hihi. Dan di waktu yang sama ada editor yang suka dengan karyaku, jadi deh icip icip kerja freelance illustrator. Akhirnya keterusan sampai sekarang.

Dalam artikel ini aku membahas beberapa masalah yang dihadapi freelancer terutama bagi freelancer di bidang DKV seperti ilustrator, desainer grafis, desainer konten, UI UX desainer, dll. Pernah beberapa tahun lalu aku baca bukunya pak Surianto Rustan yang berjudul BISNIS DESAIN terbitan 2015, isinya sangat bagus dan ada suatu bahasan tentang suka duka freelancer DKV. Buku ini sangat aku rekomendasikan kepada teman teman DKV yang ingin memulai bisnis di bidang desain atau jadi freelancer. Bisa beli bukunya disini 👉 (Shopee)

Nah... untuk lebih singkatnya akan aku jabarkan apa saja masalah yang akan kamu hadapi ketika menjadi freelancer DKV, beserta solusinya :

Aga Rahmadani

 Tidak bisa mengatur keuangan dengan baik

Bekerja sendiri memang lebih nyaman ya, apalagi sesuai dengan passion. Menjadi bos bagi diri sendiri, hingga pendapatan mungkin lebih banyak daripada orang yang bekerja di kantor atau studio. Bekerja lebih fleksibel bisa dimana saja, dirumah tanpa harus pakai pakaian kantor, koloran dan tank-top an, dll. Tetapi, karena hal fleksibel tersebut kadang kita juga lalai untuk mengatur keuangan. Karena apa apa dikerjakan sendiri, jadi ada beberapa detail yang luput dari pengawasan. Yaitu keuangan!.


Kalau di kantor atau studio biasanya kita sudah ada jaminan kesehatan/ BPJS, asuransi, kas dll. Sedangkan kadang sebagai freelancer kita tidak memperhatikan hal itu. Begitu dapat gaji, misal Rp.5.000.0000 gitu yah menurutmu itu udah gajimu sepenuhnya, di abis abisin buat jajan, makan, sewa kos atau rumah. Padahal ada beberapa kebutuhan lain yang harus disisihkan. Bayangin aja, tetiba kamu sakit, karena sakit kamu jadi gak bisa lanjut kerja, terus kehilangan klien deh. Aku dulu pernah ngalamin hal itu, akhirnya gelagepan ngorek ngorek tabungan buat biaya pengobatan dokter. Mana klien juga udah pergi semua dan memutuskan kontrak, jadi rugi besar. Berdasarkan masalah seperti itu,
solusinya adalah :

  • Menulis perkiraan pengeluaran mingguan dan bulanan selama 3 bulan lalu di rata rata kira kira kebutuhanmu tiap bulan berapa.
  • Catat semua pendapatan kamu selama 3 bulan, dirata rata. Jika ternyata kebutuhan kamu lebih tinggi dari pendapatan, bisa diatur dengan menaikkan harga pekerjaan kamu. Berarti memang ada yang salah dengan penentuan harga. 
  • Buat data di excel, pakai formula sederhana misal pertambahan atau pengurangan. Banyak sekali tutorialnya di youtube atau website. 
  • Hal yang penting namun selalu dilupakan adalah: anggaran dana darurat, dana perawatan (misal servis laptop, ipad, dll), anggaran asuransi, anggaran liburan, dan investasi
  • Investasi sangat perlu, banyak sekali aplikasi yang menyediakan investasi reksadana yang minim resiko. Daripada tabunganmu mengendap dan dikurangi biaya admin bank, lebih baik investasi reksadana dong?.
Masalah yang dihadapi Freelancer Desain Komunikasi Visual

Freelancer DKV

Resiko kesehatan atau penyakit

Masalah penyakit ini sangat umum ditemukan oleh para freelancer desain komunikasi visual, karena terlalu bebas jam kerja dan istirahatnya. Pastinya, semua freelancer ingin selalu banyak pendapatannya. Akhirnya, ada beberapa orang yang memilih bekerja dari pagi sampai sore dan ada pula yang cocok bekerja dari malam hingga pagi. Hal ini pernah aku alami sendiri, pada jaman itu... beberapa tahun lalu, entah kenapa kalau kerja pagi rasanya males, tidak mood karena rame di kos. Akhirnya aku kerja mulai malam hari sekitar jam 8 malam sampai jam 3 atau jam 4 pagi. Karena tidur subuh, aku biasa bangun siang sekitar jam 11 siang. Setelah sekitar 2 bulan aku mengalami siklus kerja dan tidur yang beratusan begitu, alhasil badan rasanya gak karuan. Di siang hari rasanya jadi lemas, bahkan untuk aktivitas seperti jalan jalan ke mall atau ke kampus aja capeknya minta ampun.  Perubahan di fisik juga berubah, seperti mata panda, kulit lebih kasar, dan rambut rontok (gak tau ada hubungannya apa enggak), pokoknya tiba tiba jadi Zombie. Tidak hanya itu, masalah berat badan juga sering di alami freelancer. Ada yang jadi kurus banget, karena jarang makan karena mager di kos atau saking semangatnya kerja jadi lupa makan. Ada pula yang kelebihan berat badan, seperti akuhh....Keasikan kerja didepan layar, sambil ngemil karena stress. Jadi jarang gerak juga, akhirnya berat badan naik dan beresiko obesitas. Kebiasaan kebiasaan buruk diatas membuat para freelancer beresiko terkena penyakit serius seperti jantung, paru paru bagi yang suka kerja malam, obesitas, maag, dsb. Solusinya agar kita tetap sehat adalah :

Dokter yang paling profesional pun akan menyarankan kamu untuk berolahraga rutin. Setidaknya 3-4 kali seminggu sudah bagus. Olahraganya yang kamu suka aja kayak jalan kaki dari rumah sampai ke rumah mantan atau pacar hihihi...Kalo aku suka yang lebih menghibur seperti zumba, dance, cover dance, aku targetin setidaknya tiap hari 20-30 menit.

Tidur teratur itu penting. Kita bukan makhluk nocturnal, badan kita sudah di setting sama Tuhan YME untuk aktif di pagi - sore hari dan tidur paling cukup 8 jam sehari. Diluar hal itu nanti badan dan organ kita error :(. Coba latihan tidur jam 10 malam dan bangun jam 5-6 pagi. Badan pasti seger. Selain itu, tidur cukup dan teratur dimalam hari akan mengurangi stress, gangguan kecemasan, dan beberapa penyakit jiwa yang lainnya. Buat apa kan, kita kerja siang malam tapi tidak bahagia?.

Kalau kata kakek dan nenek saya, hidup kudu seimbang. Kalau sudah lama duduk bekerja di layar, yah kudu aktif pula di balik layar. Bergeraklah, setidaknya bersih bersih rumah atau pergi ke mall sekedar lihat cewek cewek cantik atau jejaka jejaka bening hihihi....


masalah freelancer DKV

Suddenly Anti Social (Cave man syndrome)

Dari semester awal kuliah di jurusan Seni Rupa DKV UNNES aku suka bergaul dengan siapa saja, punya banyak teman dan banyak acara *sampai kebablasan kadang. Terus aku coba kerja freelancer, awalnya biasa saja. Tapi lama lama berkurang kapasitas mainnya, bersosialisasi dengan teman ataupun keluarga berkurang. Lebih memilih untuk bekerja dikamar, didepan laptop dan pen tablet. Waktu jaman skripsian juga sudah tidak ada kuliah, aku sibuk kerja demi mengumpulkan uang jajan. Pernah hampir 1 minggu penuh, aku kerja didepan laptop mungkin sekitar 8-10 jam sehari. Keluar kamar pas mau mandi, atau pas mau ke warung sebelah cari makanan, sisa waktu cuma tidur. Setelah beberapa bulan kebiasaan itu berulang, aku jadi merasa aneh. Kondisi fisik dan psikis jadi aneh, mata jadi sensitif dengan cahaya apalagi kena sinar matahari, langsung pusing. 
Dan yang paling parah, pas keluar rumah bertemu banyak orang di toko buku, jadi bingung. Pusing, ternyata aku gak hidup sendirian, banyak orang di bumi ini. Pas ketemu teman jadi kikuk, bingung mau ngomong apa. Dan jadi mager-an kalau mau kemana mana. Pas baca bukunya pak Surianto Rustan, ada bagian yang membahas hal ini. Ternyata masalah ini tidak hanya terjadi di aku saja, tapi freelancer diluar sana juga mengalaminya.
Solusinya adalah:

Membuat jadwal dan menyempatkan diri untuk bertemu bersosialisasi dengan teman dan keluarga. Jalan jalan, atau berwisata ke suatu tempat, barangkali bisa ketemu jodoh, atau jodohnya orang, atau inspirasi untuk bikin karya.  Kalau bahasa jakselnya adalah HEALING. Coba pas lagi keluar atau di Kafe gitu bicara atau menyapa orang asing barangkali bisa sekalian networking. Bersosialisasi itu perlu untuk masa depan, agar mudah bernegosiasi, networking atau rekomendasi pekerjaan, sharing juga membuat kita bahagia dan beban hidup jadi lebih ringan. Membuat kita mengerti banyak informasi yang bermanfaat. Dan yang terpenting, membuat kita merasa tidak SENDIRI :)

Banyak sekali kasus dimana orang orang mengalami depresi karena merasa kesepian. Meskipun ada yang tiap malam party ke tempat eksis, dan banyak teman tapi tetap sedih kesepian. Jangan sampai kamu menjadi salah satunya yah. Menjaga kesehatan mental itu juga perlu banget untuk masa depan. 

Pengalamanku yang sudah menjadi Freelancer selama 9 tahun:

  • Bisa lebih pintar mengatur keuangan, hal ini karena tuntutan pekerjaan. Yang pada awalnya aku bekerja sendiri, akhirnya punya tim studio. Mau gak mau kudu belajar manajemen keuangan agar tidak boncos. Jadi bisa memahami resiko keuangan kedepan, dan bagaimana cover kekurangan. Banyak juga tutorial manajemen keuangan disosial media, jadi kita disuguhkan dijaman dimana orang orang tidak pelit untuk berbagi tipsnya. 
  • Efek samping yang sekarang aku rasakan adalah obesitas, dan semakin tua semakin lambat metabolisme kita. Ini aku sedang mulai lagi untuk defisit kalori dan olahraga agar bisa cepat ideal berat badannya. Doain ya?.
  • Pergaulan lebih luas dan tidak se cupu dulu. Dengan mengikuti beberapa komunitas, aku jadi lebih terbuka dengan orang baru. Tidak hanya itu, kebanyakan proyek juga karena dari ikut komunitas. 
  • Semakin bisa mengatur keseimbangan antara kerja dan me-time bersama keluarga. Karena keuangan sudah teratur, jadinya ada anggaran untuk healing dengan suami, teman, atau keluarga. Hanya sekedar ke cafe, kebun binatang, atau staycation bisa menyembuhkan penat dan menjaga kewarasan. 
  • Difersivikasi keuangan dibeberapa platform investasi seperti, bibit, saham, kripto. Jadi lumayanlah tiap bulan dapat recehan.
Jadi, dengan artikel diatas yang berjudul Masalah yang dihadapi Freelancer Desain Komunikasi Visual berdasarkan pengalaman pribadi, suami dan teman teman freelancer ku bisa memberi sedikit gambaran dan informasi bagi kamu yang fokus menjadi freelancer. 
Ingat! semua pekerjaan ada resikonya, tinggal kita yang harus pintar untuk meminimalisir resiko dan memaksimalkan benefit.

Makasih sudah baca artikel dari saya, semoga bermanfaat :)